6 Perbedaan Diagnosa Keperawatan dan Medis

Ternyata ada Perbedaan Diagnosa Keperawatan Dan Medis yang cukup mencolok dan perlu dipahami khususnya bagi tenaga kesehatan secara umum. Sudahkah, anda mengetahuinya? Jika belum, informasi berikut ini akan menjawab semuanya.

Perbedaan Diagnosa Keperawatan Dan Medis
6 Perbedaan Diagnosa Keperawatan Dan Medis

Dalam dunia pendidikan kesehatan istilah medis dan keperawatan memang saling berkaitan. Keduanya sama-sama penting untuk memastikan tindakan tertentu kepada seorang pasien, meski antara diagnosa keperawatan dan diagnosa medis punya perbedaan secara signifikan. Apa sajakah itu?

Bagi orang awam, mungkin lebih banyak mengenal diagnosa medis yang nantinya bisa menentukan pengobatan pasien. Padahal, disisi lain ada juga diagnosa keperawatan yang tak kalah penting untuk diketahui. Supaya anda bisa memahami lebih mendetail, berikut ulasan lengkapnya.

Baca juga  Yuk Cari Tahu Definisi Perawat dan Keperawatan Secara Lengkap Disini

6 Perbedaan Diagnosa Keperawatan dan Medis

Terdapat enam perbedaan mendasar, dari penetapan diagnosa yang dilakukan dalam dunia keperawatan maupun medis antara lain,

1. Pihak yang Melakukan Diagnosa

Untuk diagnosa keperawatan, yang melakukannya adalah perawat dengan tugas utama merawat pasien. Sedangkan untuk diagnosa medis akan dilakukan oleh dokter dengan tujuan mengobati keluhan atau gejala yang ditimbulkan oleh pasien.

2. Pengumpulan Informasi

Informasi yang dikumpulkan oleh perawat disebut proses keperawatan, dimulai dari pengkajian, penentuan diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan terhadap pasien. Nantinya, masalah keperawatan disini bisa dijadikan landasan dan dikolaborasikan dengan diagnosa medis.

Sedangkan diagnosa medis ditentukan oleh dokter, melalui pengumpulan informasi mendetail seperti riwayat kesehatan, keluhan utama hingga kebiasaan pasien yang sebelum atau sesudah terkena penyakit tersebut. Bahkan dokter pun berhdak mengumpulkan lewat labotarioum atau pemeriksaan medis lainya.

3. Pemeriksaan Fisik

Perawat bisa melakukan pemeriksaan fisik kepada pasien mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki, sekaligus terhadap hasil tes yang sudah dilakukan oleh pasien berdasarkan rekomendasi dokter. Misalnya mengecek hasil laboratorium, irama jantung, USG, radiologi, scanning dan tes lainnya yang sudah dijalani oleh pasien.

Namun, perawat tidak memiliki hak untuk meminta pasien melakukan berbagai tes tersebut. Hal ini terkadang menjadi perbedaan masalah keperawatan dan diagnosa keperawatan. Di mana seorang perawat akan diminta klarifikasi terkait masalah yang terjadi soal perawatan pasien dengan menghubungkannya pada diagnosa keperawatan. Ketika terdapat sinkronisasi yang jelas, maka tindakan perawat masuk kategori tepat.

Berbeda dengan dokter yang selain melakukan pemeriksaan fisik pada pasien dengan lebih mendetail mulai dari tanda-tanda vital, vital, suhu, pernafasan, tekanan darah hingga denyut nadi. Kemudian ada hak untuk melengkapi pemeriksaan lain seperti EKG, laboratorium, CT scan dan rontgen.

Maka, bila pemeriksaaanya tadi cukup untuk menegakkan diagnosa, maka dokter dapat sesegera mungkin memutuskan diagnosa medis sebagai landasan untuk terapi atau pengobatan selanjutnya.

Baca juga  13 Definisi Keperawatan Menurut Para Ahli Dunia
4. Pemeriksaan Tambahan

Perawat hanya akan menggunakan hasil pemeriksaan tambahan (hasil laboratorium, rontgen, USG, CT scan dan lain-lain) sebagai pelengkap di dalam diagnosa keperawatan untuk selanjutnya memutuskan tindakan apa yang perlu diberikan kepada pasien.

Sedangkan dokter diperbolehkan meminta pemeriksaan tambahan bagi pasien ketika data pemeriksaan fisik belum bisa dijadikan satu-satunya untuk menegakkan diagnosa medis. Contohnya, pasien mengalami batuk berdarah secara tiba-tiba, maka umumnya dokter perlu pemeriksaan penunjang seperti laboratorium dan rontgen.

5. Pemeriksaan Klinis

Perawat bisa memutuskan diagnosa klinis berdasarkan informasi dan fakta kondisi fisik dan hasil tes yang dilakukan pasien sebelumnya.

Keputusan ini merupakan feedback dari kondisi pasien, keluarga termasuk masyarakat supaya seorang pasien mendapatkan perawatan yang tepat selama pemulihan.

6. Diagnosa

Diagnosa keperawatan, akan muncul terkait bagaimana seorang pasien akan dirawat atau biasa disebut tindakan caring. Contoh, ketika pasien mengeluh sulit menelan, lelah, mual dan tidak nafsu makan, kemudian dari hasil pemeriksaan darah ternyata kadar Hemoglobin (HB) pasien rendah. Maka diagnosa keperawatan yang diputuskan adalah terjadi kekurangan nutrisi pada tubuh pasien, yang disebabkan oleh kesulitan dalam menelan.

Sementara diagnosa medis adalah diagnosa yang berhubungan dengan cara pengobatan yang tepat untuk menyembuhkan penyakit pasien atau disebu curing. Termasuk juga bagaimana jenis tindakan medis yang akan diberikan, hingga menjadi penentuan apakah pasien perlu rawat jalan atau rawat inap di rumah sakit.

Penting Mana?

Jika dilihat dari penting tidaknya, diagnosa medis dan keperawatan, memiliki porsi masing-masing dalam upaya merawat maupun menyembuhkan pasien. Jadi, keduanya bisa dikatakan saling berkesinambungan, karena dalam penegakan diagnosa menggunakan tahapan yang mengacu terhadap kondisi pasien.

Itulah deretan Perbedaan Diagnosa Keperawatan Dan Diagnosa Medis yang perlu anda diketahui, karena ternyata meski berbeda tapi memiliki satu tujuan, dimana diagnosa keperawatan lebih kepada upaya merawat pasien, sedangkan diagnosa medis akan menitikberatkan kepada proses pengobatan yang tepat.

Salam,
Deny Irwanto
www.denyirwanto.com

Berkomentar = Berlangganan, Terima kasih

Your email address will not be published. Required fields are marked *